Tengil dan menganggap peraturan ada untuk dilanggar, itulah gua.

Tengil dan menganggap peraturan ada untuk dilanggar, itulah gua.
Sanga Dewa TENGIL

Minggu, 10 Oktober 2010

Edisi I Masa Remaja Di SMA Taruna Nusantara: Pacaran

Hahaha ini sebenernya bukan postingan saya, cuma repost dari abang alumni.
Tapi emang cerita abang ini, sampe saya sekarang pun masih terjadi.
Disini kita ga pernah kesepian. Ada ada aja yang bisa bikin kita jadi punya keluarga baru, mulai dari sodara absen yang berlainan kelas, sodara kamar, sodara panda, abang/adek kasur, abang/adek absen, belom lagi yang mengikuti pleton, punya abang jaket, marga , kode, banyak banget deh :))
Kalo abang gua kali ini ceritanya tentang pacaran sembunyi sembunyi :) (maaf ya bang di repost)

"Di SMA TN para muridnya memang tidak diperbolehkan berpacaran. Ada undang-undangnya. Sering ada razia dompet untuk mendeteksi siapa berpacaran dengan siapa. Bahkan sampai dipasang cctv di setiap kelas supaya tidak ada yang luput dari pengawasan.

Tapi saya pernah punya seorang pacar disana. Tidak ketahuan. Jadi nilai kepribadian saya baik-baik saja. Bagitu pula dia. Banyak juga teman-teman saya yang bernasib sama.

Yang kasihan adalah yang ketahuan. Bisa dihukum mulai dari ber-green day (berpakain hansip ke sekolah sementara yang lain memakai putih abu-abu) atau bahkan sampai dikeluarkan. Contohnya jika kau kedapatan menyentuhkan mukosa bibirmu pada mukosa pacarmu. Di dalam ataupun di luar kampus. Di masa masuk sekolah ataupun ketika libur di daerah asal masing-masing. Hmm..

Penampilan kami, siswa, pun dibuat sejelek mungkin. Mungkin supaya kami tidak saling menyukai satu sama lain. Siswa pria dibuatkan potongan rambut 3-2-1, atau gampangnya seperti si gugun pelawak srimulat itu. Siswa perempuan berambut seperti polwan. Tidak boleh melewati bahu. Semua orang jadi tampak sama ya.

Nampak berat, tetapi ternyata tidak sama sekali. Dalam lingkungan pendidikan asrama laki-laki dan perempuan, peraturan seperti ini memang perlu ditegakkan. Menjaga konsentrasi siswa untuk belajar dan menjaga nama baik almamater. Kalau tidak ada peraturan seperti ini, buat apa sekolah asrama kan?

Lucunya, peraturan seperti ini membuat para siswa semakin kreatif dalam berpacaran aman (ya, kami tidak akan berani melewati batas dalam berpacaran, tetapi kami tetap saja berpacaran). Namanya juga remaja.

Di kala siswa di sekolah lain ber-sms ria dengan pacarnya, kami menggunakan coklat dan lembaran kertas warna warni untuk saling berhubungan dan menyemangati. Jadul, tapi lucu. Terbayang ayah dan ibu kami ketika berpacaran dulu. Tidak aneh-aneh dan memang begitulah seharusnya.

Hahaha.. saya jadi sering tertawa sendiri mengingat kelakuan saya di SMA dulu.."

thanks to: Bang Harry Mahathir Akip

Tidak ada komentar:

Posting Komentar